13/10/2014
10.19
Ga tau harus
mulai cerita darimana tentang mereka..
Mereka..
malaikat-malaikat tanpa sayap yang dikirimkan Tuhan untuk berkata “jangan
menyerah” saat aku mulai tertunduk, saat bulir air mata mulai menggenang atau
bahkan sudah lebih dulu ku biarkan mereka bebas menetes deras. Mereka yang
membuat aku mengerti bagaimana tertawa dan menangis bersamaan, mengerti pelukan
hangat yang membuatku nyaman untuk menangis. Entahlah aku tak punya bahasa yang
tepat untuk membahasakan bagaimana arti mereka untukku..
Pertama, teruntuk seorang ibu.. yang... ah ibu, untukmu
semua kata tak bisa membahasakan bagaimana aku harus mengisahkanmu.. untuk
mengisahkan beberapa saat saja tentangmu aku tak punya kata yang tepat.. ibu..
bagaimana kau sanggup menghadapi putri kecilmu yang nakal ini? Ibu..
terimakasih telah memahamiku selalu tanpa henti saat semua orang mungkin
melupakanku begitu saja bagai debu.. ibu.. terimakasih atas setiap doa yang
selalu kau panjatkan menembus langit untukku.. terimakasih telah menjadi orang
yang tak pernah meninggalkanku saat aku bersalah seperti apapun.. terimakasih
untuk setiap maafmu sebelum aku bahkan
mampu mengatakannya.. terimakasih untuk setiap hal yang aku tak mampu memahami
segalanya bu.. mungkin aku hanya mengetahui sedikit dari segala hal yang telah
kau berikan dan kau korbankan untukku..
Ayah.. kau
laki-laki terhebat yang pernah kukenal.. Ayah.. terimakasih atas setiap peluh
dan penat yang harus kau pikul setiap harinya sepanjang hidupmu untuk aku dan
ibu.. terimakasih telah menjadi sosok yang tegar untuk menguatkanku dan ibu
yang bahkan mungkin saat itu beban yang kau tanggung lebih berat dari kami. Ayah.. terimakasih telah menjagaku selalu
seakan aku terus menjadi putri kecilmu.. terimakasih ayah, kau ajarkan banyak
hal tentang kekuatan dan ketegaran saat aku merengek karena hal sepele yang
kuhadapi dalam hidup ini. Terimakasih telah menjadi ayah terbaik. Dan entah
apalagi ayah.. banyak hal yang tak sanggup ku jelaskan tentangmu..
Untuk mbah
putri, terimakasih telah menjagaku selama 8 tahun, sejak aku belum bisa
mengerti banyak hal dalam hidup ini, sejak hitam dan putih dunia ini belum ku
pahami, maaf telah membuatmu sangat repot terbangun malam-malam hanya untuk
mengayunku, maaf telah membuatmu sangat repot untuk mengganti pakaianku setiap
hari , meladeniku ketika aku banyak bertanya tentang banyak hal dalam hidup ini
yang mungkin bagimu sangat tidak penting, tapi kau tetap tersenyum menjawabnya
berulang-ulang. Terimakasih untuk setiap ketulusan yang kau berikan dan kembali
kata “entah” ku gunakan. Akan sangat panjang cerita untukmu..
Next.. mbah
kakung, terimakasih telah mengajariku ketulusan juga kesederhanaan yang kau
punya.. terimakasih telah mengajariku berfikir simple dalam hidup ini, “cukup
lakukan yang terbaik, di dunia kita Cuma mampir” katamu.. terimakasih telah
membuat masa kecilku begitu bahagia, ikut bersamamu ke sawah dan harus jalan
jauh, bermain layangan, memancing, membuat gubuk, dan banyak sekali sepertinya
kalau harus disebutkan. Terimakasih untuk setiap hal yang mengesankan yang
telah kau ajarkan. Kembali aku tak sanggup menceritakan semua hal tentangmu.
Terakhir untuk persahabatan yang sangat indah.. kawan seperjuangan yang
entah bagaimana juga aku menceritakan kalian. Terimakasih untuk terus membuatku
tertawa lepas menertawai banyak hal yang entah itu lucu atau tidak bagi banyak
orang tapi bersama kalian segala hal berpotensi untuk menjadi lucu atau karena
kalian dan aku yang semakin gila. Terimakasih untuk membuatku menjadi trouble
maker juga dimanapun kita berada.. XD . hmmm akan ku ceritakan lebih banyak
tentang kalian nanti.. sekarang lg ngawasin UTS.. XD
No comments:
Post a Comment