LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA
PERSILANGAN MONOHIBRID PADA
DROSOPHILA
Disusun
oleh:
Nama
:
Furqon Faizah
NIM : 1101070012
Prodi /Kelas : pend. Biologi / 3B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
PERSILANGAN
MONOHIBRID PADA DROSHOPILA
I.
TUJUAN
·
Untuk membuktikan hukum Mendel I atau
Hukum segregasi yang akan menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotipnya
3:1
·
Untuk mengetahui cara menggunakan
analisis chi-kuadrat agar mengetahui penyimpangan yang terjadi dari hasil yang
diamati dibandingkan dengan hasil yang diharapkan pada hipotesis
·
Untuk mengetahui hasil keturunan dari
parental yang berupa F1
II.
DASAR TEORI
Persilangan
monohibrid didasarkan pada percobaan yang dilakukan oleh Gregor Johann Mendel,
dia melakukan percobaan untuk mengetahui hasil persilangan dan kemungkinan
keturunan yang diperoleh dari dua individu yang disilangkan, kemudian dia
melakukan percobaannya itu dengan tanaman ercis (kapri) dalam bahasa latin disebut
Pisum sativum dikarenakan terdapat
sifat-sifat kontras pada tanaman ercis yang nampak sehingga memudahkan Mendel
dalam penelitiannya, seperti bentuk biji yang bulat atau berlekuk, ukuran
tanaman yang tinggi atau rendah, kemudian perbedaan warna pada bunga dan biji
dan lain sebagainya.
Untuk
memudahkan dalam memahami persilangan yang dilakukan oleh Mendel perlu dipahami
beberapa istilah sebagai berikut:
·
P singkatan dari Parental yang mempunyai
arti Induk
·
F singkatan dari Filial yang berarti
keturunan
·
Fenotip adalah sifat yang terlihat yang
dapat diamati seperti warna, bentuk, ukuran dan lain sebagainya
·
Genotip adalah susunan genetik dari
suatu individu ( tidak dapat diamati )
·
Gen yang dominan di beri simbol huruf
besar dan gen yang resesif diberi simbol huruf kecil
·
Karena suatu individu umumnya diploid
maka diberi simbol dengan huruf dobel, contohnya AA atau aa
·
Homozigotik merupakan sifat dari
individu yang genotipnya terdiri dari gen-gen yang sama dari tiap-tiap jenis
gen, contohnya AA
·
Heterozigot sifat dari individu yang
gen-gennya berlainan dari tiap jenis, contohnya Aa
·
Alel adalah anggota dari sepasang gen,
contohnya A dan a adalah alel tetapi A dan b bukan alel ( Suryo,1990: 89 )
Demikian adalah istilah-istilah yang digunakan Mendel dalam percobaannya.
Mendel
menggunakan galur murni, yakni jenis dari generasi ke generasi yang berikutnya
menghasilkan sifat yang sama, seperti tanaman ercis yang berbiji bulat
selamanya menghasilkan keturunan yang berbiji bulat, oleh karenanya memiliki
genotip BB, sedangkan tanaman yang berbiji keriput selamanya akan menghasilkan keturunan yang
berbiji keriput memiliki genotip bb. Galur murni selamanya merupakan jenis yang
homozigotik. Dan generasi F1 yang merupakan hibrida dari kedua sifat tadi,
merupakan keturunan yang heterozigotik. Walaupun fenotipnya sama dengan
generasi parental yang berbiji bulat, namun genotipnya berbeda. Maka generasi
F2 yang diperoleh dari persilangan F1 akan bersegregasi menjadi berbiji bulat
dan berbiji keriput dengan perbandingan 3:1. Muncul fenotip yang berbiji
keriput pada generasi F2 dimana pada generasi sebelumnya seperti hilang, karena
segresi dari pasangan gen Bb ke dalam gamet-gametnya. Kemudian gamet-gamet itu
bergabung kembali menjadi gen yang resesif (bb) pada F2.
Pada
kejadian diatas dikenal hukum Mendel 1 atau sering disebut dengan hukum
segregasi yang berbunyi “ pada pembentukan gamet, gen yang merupakan pasangan
akan disegregasikan ke dalam dua sel anak” (Tjan Kiau Nio, 1991: 32)
Persilangan
dengan menggunakan satu sifat beda ini disebut dengan persilangan monohibrid.
Pada persilangan ini dihasilkan 4 kombinasi pada keturunan dengan perbandingan
3:1 . kemudian dari persilangan ini juga dapat diketahui bahwa pada suatu
individu bisa mempunyai fenotip sama (
misalnya tanaman berbiji keriput) akan tetapi mempunyai genotip yang berbeda (
misalnya Aa dengan AA ), (Suryo, 1990: 91).
III.
ALAT DAN BAHAN
Ø ALAT
o
Botol kultur yang berisi lalat buah
o
Botol eterisari / botol pembiusan
o
Kuas
o
Styrofoam
o
Cawan petri (untuk pembiusan kembali)
o
Cawan pembunuh berisi air larutan
detergen
o
Botol berpipet ( untuk eter )
Ø BAHAN
o
Drosophila
melanogaster (Lalat
buah)
o
Eter (obat bius)
o
Kapas
o
Medium
IV.
CARA KERJA
1. Menyiapkan
botol kultur yang akan diamati yang berisi keturunan F1 dari persilangan Drosophila melanogaster
2. Melakukan
pembiusan dengan cara mengetuk-ngetuk botol lalat buah di atas styrofom setelah
lalat turun ke bawah, buka sumbat busa kemudian tutup dengan botol eterisasi (
dipertautkan ), dan biarkan lalat berpindah dari botol kultur ke botol
eterisasi, setelah lalat masuk semua ke botol eterisasi, buka dan tutup botol eterisasi dengan sumbat untuk
pembiusan, kemudian teteskan eter ke pipa sumbat (kurang lebih 3 tetes) dan
tunggu sampai lalat pingsan
3. Setelah
lalat pingsan, memindahkan lalat buah dari botol eterisasi ke cawan petri untuk
pengamatan
4. Mengamati
dan menentukan parentalnya dan menghitung jumlah lalat buah masing-masing dari
dua jenis lalat buah tersebut
5. Setelah
data dari masing-masing diketahui, kemudian menganalisis dengan teknik analisis
chi-kuadrat
6. Setelah
mengetahui hasilnya, kemudian membuat
kesimpulan dari analisis tersebut
V.
HASIL
Dari
pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa parental dari botol M5
yang berupa F1 adalah Normal dengan Curled, dengan keterangan sebagai berikut :
Normal
|
Curled
|
Jumlah
|
|
Jumlah
individu yang diamati
|
117
|
52
|
169
|
Jumlah
individu yang diharapkan
|
126,75
|
42,25
|
169
|
v Perbandingan
dengan analisis chi-kuadrat
Ho: data yang
dihasilkan mempunyai ratio, normal : curled = 3 : 1
H4: data yang
dihasilkan tidak mempunyai ratio, normal : curled = 3 : 1
Dari data tersebut maka
jumlah dari invididu yang diharapkan:
Normal : ¾ x 169 =
42,25
Curled : ¼ 169 = 126,75
Dengan derajat
kebebasan (dk) : k – 1 = 2-1 = 1
x²= ∑
x²=
x²=
+
x²=
+
x²=
0,75 + 2,25
x²=
3
jika
dibandingkan dengan tabel chi-kuadrat maka hasil tersebut menunjukan menerima
hipotesis nol pada taraf kepercayaan 95%
v Persilangan
Normal X
Curled
+ Cu
— X
—
+ Cu
+
—
+
|
Cu
—
Cu
|
|
+
—
+
|
+
—
+
|
+
—
Cu
|
Cu
—
Cu
|
+
—
Cu
|
Cu
—
Cu
|
Dengan
demikian, maka persilangan Normal X Curled = 3 : 1
VI.
PEMBAHASAN
Persilangan monohibrid adalah persilangan dengan satu sifat
beda, keturunan akan diperoleh perbandingan 3:1, fenotipnya dapat sama tetapi
memiliki genotip yang berbeda yang kemudian disebut dengan heterozigot
contohnya normal dapat dilambangkan dengan + + (homozigot) atau + Cu (heterozigot)
dan lain sebagainya.
Pada percobaan-percobaan genetika sering digunakan Drosophila melanogaster karena lalat
buah ini lebih ideal dibanding hewan lain. Banyak keuntungan yang dapat
diperoleh dan banyak mutan yang telah diketahui stainnya. Strain mutan tersebut
terjadi karena adanya perubahan pada gen (mutasi) yang memberi ciri-ciri khusus
pada keturunannya. Contoh mutan dari lalat buah ini adalah curled, mutan ini
mempunyai ciri-ciri mata merah, badannya coklat dan mempunyai sayap yang
melengkung ke atas pada mutan ini terjadi mutasi pada kromosom ke tiga pada
posisi 50 unit dari ujung kromosom.( Sisunandar ,2012: 28)
Persilangan monohibrid pada drosophila ini, diketahui
parentalnya adalah normal dengan curled dapat diketahui normal dari
ciri-cirinya yakni mata merah, sayap lebih panjang dari badan dan badannya
coklat, kemudian curled dengan ciri-ciri mata merah, tubuhnya coklat seperti
normal hanya saja posisi sayap melengkung ke atas. Kemudian dilanjutkan dengan
perhitungan jumlah F2 dari masing-masing parental.
Dua individu Drosophila dari
strain normal yang dikawinkan dengan curled (Cu), semua keturunan nampak
normal. Akan tetapi apabila individu dari F1 normal itu disilangkan sesamanya
maka akan tampak individu-individu dengan sifat normal dan curled, hal ini
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pada waktu gametogenesis pasangan-pasangan dari kromosom akan
saling bersegregasi (memisahkan diri) pada masing-masing gamet. Maka jumlah
kromosom gamet adalah setengah dari kromosom induk. Pada saat fertilisasi, masing-masing
gamet tersebut berfusi membentuk individu yang diploid. Individu curled
bertanggung jawab pada sayap yang melengkung ke atas dan individu normal
memiliki alel normal. Letak kedua alel tersebut terletak pada lokus yang saling
berhubungan. Maka apabila induk normal mewariskan gamet yang normal kepada
anaknya, kemudian induk curled juga mewariskan gamet curled, maka akan
diperoleh ratio F2 dengan perbandingan normal:curled 3:1 (Sisunandar,2012:29)
F2 yang diperoleh dari percobaan ini adalah 117 normal, 52
curled lalu dilakukan analisis dengan chi-kuadrat dan diperoleh derajat
kebebasannya 3, karena lebih kecil dari tabel chi-kuadrat yaitu 3,85 maka
percobaan ini menerima hipotesis nol dengan kepercayaan 95%.
VII.
KESIMPULAN
·
Pada percobaan ini dapat disimpulkan
bahwa praktikan dapat membuktikan dan menerima hukum Mendel I yakni “pada
pembentukan gamet , gen yang merupakan pasangan akan disegregasikan ke dalam
dua sel anak”
·
Mengetahui perbandingan pada monohibrid
yaitu 3:1
·
Menerima hipotesis nol dengan analisis
chi-kuadrat sehingga dikatakan menerima Hukum Mendel I dengan taraf kepercayaan
95%
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
Kiauw Nio, Tjan. 1991. Genetika Dasar. Bandung : Insitut
Teknologi Bandung
Sisunandar. 2011. Penuntun Praktikum Genetika. Purwokerto
: Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Suryo. 1990. Genetika Manusia. Yogyakarta : Gajah
Mada University Press
No comments:
Post a Comment