Breaking News

Friday, October 3, 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KROMATOGRAFI


LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA
KROMATOGRAFI PIGMEN MATA DROSOPHILA




Di Susun oleh:
Nama          : Furqon Faizah
NIM     : 1101070012
Prodi /Kelas : pend. Biologi / 3B


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
KROMATOGRAFI PIGMEN MATA DROSOPHILA

        I.            TUJUAN
·         Untuk mengetahui adanya pigmen mata pada lalat buah (Drosophila melanogaster)
·         Untuk mengetahui variasi pigmen mata Drosophila dengan kromatografi kertas
·         Untuk menghitung nilai Rf dari pigmen warna untuk masing-masing mutan Droshophila 


      II.            DASAR TEORI
Kromatografi merupakan teknik umum yang digunakan untuk berbagai macam jenis pemisahan yang di dasarkan pada sampel antara lain suatu rasa gerak yang berupa cair atau gas dan suatu rasa diam yang bisa berupa padatan maupun cair.
            Pada kromatografi, komponen-komponen yang akan dipisahkan tersebut di bagi menjadi dua fase yaitu fase mobil (bergerak) dan fase stasioner (tetap). Pada fase mobil, suatu zat itu di alirkan menembus fase stasioner dengan menghanyutkan komponen-komponen dari campuran sedangkan pada fase tetap/ stasioner dilakukan dengan menahan komponen campuran.misalnya pada fase stasioner berupa kertas saring atau gel dan fase mobilnya adalah eluen yang terdiri dari berbagai macam pelarut.
            Teknik kromatografi merupakan teknik yang paling tua dan paling sederhana. Tapi seiring berkembangnya pengetahuan maka teknik ini mengalami banyak kemajuan misalnya pada kromatografi tekanan tinggi (HPLC) yang memiliki daya pisah yang besar, kemudian kromatografi kolom, kromatografi dua dimensi, kromatografi fasa gas, tapi kromatografi yang paling sederhana adalah kromatografi lapis tipis dan kromatografi kertas yang akan digunakan pada praktikum kali ini.
            Kromatografi kertas adalah kromatografi yang fase diamnya merupakan lapisan tipis dan fase geraknya mengalir disebabkan oleh permukaan kapiler,  pada kromatografi ini fase diamnya berupa zat cair, biasanya merupakan air yang tersuspensi pada serat dari selembar kertas saring yang bermutu tinggi sehingga membentuk adanya kromatografi cair-cair.
            Pada kromatografi kertas ini, pigmen itu akan dipisahkan oleh campuran dari cairan yang menyerap kertas saring secara lambat, sehingga kertas itu menjadi media perantara untuk memisahkan pigmen-pigmen tersebut. Tekniknya bisa dilakukan dengan 2 cara yakni pemisahan ke bawah dan pemisahan ke atas. Dengan teknik tersebut akan memperoleh sebanyak 7 berkas tergantung pada pelarut yang digunakan. Sebagian pigmen yang berupa bercak itu akan tampak dilihat dengan mata telanjang, namun dengan bantuan sinar ultra violet semua bercak tersebut akan bisa dilihat. Tujuh bercak tersebut berurutan dari awal ke akhir migrasi adalah sebagai barikut:
Drosoptherin        : sebuah kelompk dengan 3 bercak berwarna kuning/ orange
Isoxanthopterin    : bercak berwarna ungu yang terletak setelah drosopterin / violet-blue
Xanthopterin            : bercak green-blue
Sepraptein                 : bercak yellow-green

Setiap pigmen yang di amati dengan kromatografi kertas memiliki tingkah laku yang khas yang di tandai dengan Rf. Nilai Rf di peroleh dengan membagi jarak yang dilalui oleh berkas terlarut dengan jarak yang di tempuh pelarut. Keduanya tersebut di ukur dari titik awal dan nilai Rf beragam mulai dari 0 sampai 1. (Sisunandar,2012:49) Dapat ditulis dengan rumus :
Rf=  a
        B
Keterangan : a = jarak yang dilalui oleh berkas terlarut
                      b= jarak yang di tempuh pelarut

    III.            ALAT DAN BAHAN
Ø  ALAT
·         2 kertas Whatman No 1
·         Pensil
·         Penggaris
·         Pinset
·         Botol kromatografi yang tingginya 25 cm
·         Gunting
·         Staples
·         Lampu ultra violet
·         Jarum pentul (penggerus)
Ø  BAHAN
·         Larutan NBA (20 bagian n-butanol, 3 bagian asam asetat dan 7 bagian aquades)
·         Vaselin
·         Berbagai macam mutan Drosophila dengan warna mata yang berbeda
    IV.            CARA KERJA
·         Mengambil kertas Whatman, kemudian menggaris 1 atau dua cm dari bawah
·         Menandai dengan tanda titik di kertas Whatman sebanyak 4 titik
·         Menamai/ menandai di masing-masing titik itu yaitu untuk mutan sepia: se, white: w, normal: +, dan yellow: y
·         Mengambil 4 macam mutan yaitu yellow, white, sepia dan normal,  kemudian memasukan ke botol dan membiusnya
·         Mengambil setiap mutan 4 ekor kemudian memotong kepalanya
·         Menggerus mata masing-masing mutan pada tanda titik yang sudah di tandai dengan nama masing-masing mutan tersebut, dan menggerus mutan berikutnya di tempat yang sama, sehingga tiap titik berisi 4 kapala mutan
·         Menggulung kertas Whatman kemudian di staples bagian ujungnya sehingga berbentuk seperti tabung
·         Menempatkan kertas Whatman itu kedalam botol kromatografi dengan pinset sehingga kertas tidak tersentuh tangan, dan ujung kertas terbasahi larutan tapi tidak sampai ke titik tempat mata mutan
·         Menunggu sampai larutan naik ke atas kertas tapi jangan sampai ke ujung atas
·         Setelah larutan naik ke atas, mengangkat kertas tersebut
·         Menandai batas yang basah tersebut dengan pensil
·         Mengeringkan kertas tersebut
·         Mengamati warna yang muncul pada kertas Whatman tersebut dengan mata telanjang dan mencatat hasilnya
·         Membuka staples kemudian mengamati warna yang ada pada kertas tersebut  dengan penyinaran ultra violet dan mencatat hasilnya
      V.            HASIL PENGAMATAN
1.      Pengamatan dengan Mata Telanjang
Mutan
Drosoptherin
Isoxanthopterin
Xanthopterin
Seprapterin
Normal
++++
-
-
+
Sepia
++
-
-
++++
Yellow
-
-
-
-
White
-
-
-
-
2.      Pengamatan dengan Ultra Violet
Mutan
Drosoptherin
Isoxanthopterin
Xanthopterin
Seprapterin
Normal
++++
++++
++
-
Sepia
-
+++
++++
++++
Yellow
-
-
-
-
White
-
-
-
-

3.      Nilai Rf untuk setiap pigmen mata Drosophila
Jenis mutan
Jarak pigmen mata (a)
Jarak pelarut (b)
Nilai Rf (a/b)
Normal
1,117 cm
2,5 cm
0,4468 cm
Sepia
0,915 cm
2,5 cm
0,366 cm
Yellow
0
2,5 cm
0
White
0
2,5 cm
0

    VI.            PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan untuk mengamati adanya pigmen warna pada mata Drosophila dengan mengamatan menggunakan kromatografi kertas. Pada droso[hila melanogaster terdapat dua tipe mata, yaitu mata majemuk dan mata tunggal. Mata majemuk merupakan mata yang memiliki spesialisasi yang tinggi sebagai penerima cahaya yang masing-masing tersusun dari 680-700 unit yang menyerupai silinder yang biasa disebut omatidia. Sedangkan mata tunggal sering disebut dengan mata ocelli yang berjumlah 3 buah berbentuk setitiga yang terletak di bagian atas kepala. Maka cahaya yand datang akan di terima oleh lensa kemudian di teruskan sepanjang rhaddome. Cahaya tersebut membawa perubahan kimia yang kemudian menstimulasi retina.
Pada Drosophila terdapat dua pigmen mata yakni pigmen mata merah yang disebut pterin dan pigmen mata coklat yang disebut ommochrome. Dan pada pigmen retina ditemukan adanya 2 pigmen tersebut. Maka perbedaan dari jumlah dan distribusi pigmen ini memberikan variasi yang ada pada mutan Drosophila.
Pigmen mata dipengaruhi oleh banyak gen, dan beberapa dari pigmen  tersebut dipengaruhi oleh adanya mata coklat, sedangkan pigmen mata yang lainnya dipengaruhi oleh pigmen mata merah. Adanya granula protein juga penting untuk melekatkan pigmen sehingga berkumpul dan dan menjadi ommatidia.
Pada praktikum kali ini setelah kertas saring di angkat dari botol kromatografi pada saat di amati dengan mata biasa tampak munculnya warna  orange dari mata mutan normal yang telah digerus yang menunjukkan adanya drosoptherin dan juga terlihat adanya warna yellow green setelah warna orange yang menunjukkan adanya warna seprapterin. Kemudian pada mutan sepia terlihat adanya warna orange yang pendek yang menunjukkan adanya drosoptherin dan warna yellow green yang panjang yang menunjukkan adanya seprapterin. Dan pada mutan white dan yellow tidak nampak munculnya warna.
Kemudian pengamatan dengan sinar ultra violet menunjukkan ada pada mutan normal, muncul warna orange yang panjang yakni drosphterin, lalu juga muncul warna violet blue yang panjang menunjukkan adanya isoxantherin kemudian juga muncul warna green blue yang pendek yakni xanthopterin. Pada mutan sepia setelah di amati dengan sinar ultraviolet yang nampak adalah warna violet blue yang panjang yang menunjukkan adanya isoxanthopterin, warna green blue yang panjang yang merupakan xantophterin dan warna yellaw green yang panjang juga yakni seprapterin. Dan untuk muta white dan yellow tidak muncul warna apapun, hal ini terjadi karena  mutasi warna putih, mencegah pelekatan pigmen pada granula sehingga pigmen itu tidak berkumpul pada emmotidia dan akhirnya muncul mata warna putih, dan untuk yang kehilangan warna coklat ommochrome akan warna mata merah yang cerah. Dan yang kehilangan pigmen mata pterin (pada mutan normal) akan muncul warna mata yang keruh seperti brown.
                                    Setelah dilakukan pengamatan, kemudian yang dilakukan adalah mencari nilai Rf, sehingga hasil yang diperoleh adalah Rf untuk mutan normal adalah 0,4468 cm dan untuk panjang pigmen atau nilai Rf mutan sepia adalah 0,366 cm
  VII.            KESIMPULAN
·         Kromatografi merupakan teknik umum yang digunakan untuk berbagai macam jenis pemisahan yang di dasarkan pada sampel
·         Pada Drosophila melanogaster terdapat 2 pigmen mata yaitu pigmen mata merah (pterin) dan pigmen mata coklat (ommochrome)
·         Pada mutan normal yang bermata merah terdapat pigmen drosophterin, isoxantherin, dan xanthopterin
·         Pada mutan sepia terdapat pigmen isoxanthtopterin, xanthopterin dan seprapterin
·         Pada mutan white dan yellow tidak terlihat adanya pigmen warna yang muncul
·         Nilai Rf untuk mutan normal adalah 0,4468 cm dan untuk panjang pigmen atau nilai Rf mutan sepia adalah 0,366 cm
VIII.            DAFTAR PUSTAKA
·         Kiauw Nio, Tjan. 1991. Genetika Dasar. Bandung : Insitut Teknologi Bandung
·         Sisunandar. 2011. Penuntun Praktikum Genetika. Purwokerto : Universitas Muhammadiyah Purwokerto
·         Suryo. 1990. Genetika Manusia. Yogyakarta : Gajah Mada University Press

No comments:

Post a Comment

Designed By