Breaking News

Friday, October 3, 2014

LAPORAN PRAKTIKUM PELUANG


LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA
PELUANG





Di Susun oleh:
Nama  : Furqon Faizah
NIM     : 1101070012
Prodi /Kelas : pend. Biologi / 3B


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


PELUANG
        I.            TUJUAN
·         Untuk mengetahui peluang munculnya jenis kelamin betina atau jantan dengan menggunakan koin
·         Untuk mengetahui peluang munculnya fenotipe pada persilangan monohibrid dengan menggunakan kancing baju (2 warna)
·         Untuk mengetahui peluang munculnya berbagai macam fenotipe pada persilangan dihibrid dengan menggunakan kancing baju (4 warna)
      II.            DASAR TEORI
Untuk mengetahui sesuatu yang belum jelas akan kebenarannya sering di gunakan kata kemungkinan atau peluang. Contohnya siswa yang menghadapi UN tentu ia menghadapi kemungkinan antara lulus dan tidak. Sebuah tim yang bermain sepak bola juga akan menghadapi kemungkinan antara menang atau kalah. Dan juga jika seseorang melempar uang logam ke atas, disitu juga terdapat kemungkinan munculnya salah satu sisi apakah terlentang atau terlungkup. Dan begitu juga seorang ibu yang melahirkan juga menghadapi kemungkinan seorang anak yang muncul apakah anaknya laki-laki atau perempuan dan masih banyak lagi contoh yang lainnya. ( Suryo,1990 :154)
Dalam Genetika, peluang tersebut mempunyai peranan yang penting. Contohnya : tentang pemindahan gen dari orang tua ke gamet-gamet, jenis dari spermatozoa yang dibuahi sel telur dan berkumpulnya kembali gen-gen dalam zigot sehingga muncul berbagai kombinasi. (Suryo, 1990: 154)
Dasar-dasar Teori Kemungkinan:
·        
K (x)  =      

 
 Kemungkinan terjadinya sesuatu yang diharapkan sama dengan perbandingan dari sesuatu yang diharapkan tersebut terhadap keseluruhan.
Yakni :             K (x)  =      



                        Keterangan :
                        K = kemungkinan/ peluang
                        K(x) = peluang/ kemungkinan dari peristiwa  x
                        X = peristiwa/ kejadian yang diharapkan
                        Y = peristiwa yang tidak diharapkan
Misalnya :
Jika kita melempar uang logam, maka kemungkinan yang muncul dapat berupa angka atau gambar, maka kemungkinannya adalah:
K angka =        angka             =          1          = ½
                Angka+ gambar                  1+1
Dan kemungkinan seorang ibu melahirkan anak laki-laki :
K (laki-laki)      =                      laki-laki                       =    1      = ½
                                    Laki-laki+perempuan                  1+1
·         Peluang terjadinya dua peristiwa atau lebih yang masing-masing berdiri sendiri sama dengan hasil perkalian dari besarnya peluang utuk masing-masing peristiwa tersebut. (Suryo, 1990:157)


K (x+y) = k (x) x k (y)
 
 



Misalnya peluang 4 anak dalam keluarga mempunyai kemungkinan berseling yaitu laki-laki, perempuan, laki-laki, perempuan:
Diketahui kemungkinan lahirnya anak laki-laki dan anak perempuan itu sama ½ maka peluang dari peristiwa tersebut adalah ½ x 1/2 x ½  x ½ = ¼
·         Peluang dari 2 peristiwa atau lebih yang saling mempengaruhi sama dengan jumlah peluang untuk tiap peristiwa tersebut


K (x+y) = k (x) + k (y)
 
 



Kemudian percobaan dengan kancing baju adalah untuk mengetahui kemungkinan yang terjadi pada persilangan monohibrid dan persilangan dihibrid.

Persilangan dengan menggunakan satu sifat beda disebut dengan persilangan monohibrid. Pada persilangan ini dihasilkan 4 kombinasi pada keturunan dengan perbandingan 3:1 . pada persilangan ini berlaku Hukum Mendel 1 atau sering disebut dengan hukum segregasi yang berbunyi “ pada pembentukan gamet, gen yang merupakan pasangan akan disegregasikan ke dalam dua sel anak” (Tjan Kiau Nio, 1991: 32). Sehingga pada praktikum kali ini diharapkan pada percobaan dengan kancing baju yang berwarna merah untuk sifat lonjong dan warna kuning untuk sifat bulat akan menghasilkan F2 yang memiliki perbandingan fenotipe lonjong (kancing merah): bulat (kancing kuning) 3:1
Persilangan dihibrid yang merupakan pewarisan dua pasang sifat itu diawasi oleh dua pasang gen yang yang terletak pada dua kromosom yang berlainan. Persilangan ini sesuai dengan Hukum Mendel II yakni “the law of independent assortment of genes” atau hukum pengelompokan gen secara bebas. (Suryo,1990:95) dan memiliki rasio fenotip 9:3:3:1 yang merupakan hasil yang khas diperoleh dari penyilangan-penyilangan antara individu-individu yang heterozigitik untuk dua pasang gen, apabila pasangan-pasangan gen  tersebut terletak pada dua kromosom yang berlainan. ( Tjan Kiauw Nio,1991:44) Sehingga pada praktikum kali ini diharapkan percobaan yang dilakukan dengan menggunakan kancing baju dengan 4 warna yaitu merah untuk sifat lonjong, kuning untuk sifat bulat, hijau untuk sifat halus dan putih untuk sifat keriput akan menghasilkan F2 yang memiliki rasio fenotip 9:3:3:1 sesuai dengan Hukum Mendel II.

    III.            ALAT DAN BAHAN
·         Kancing baju 4 warna (hijau,putih,merah,kuning)
·         Koin
·         Alat tulis
·         Gelas plastik
    IV.            CARA KERJA
Ø  Koin
1.      Menyiapkan koin dengan 2 sisi yang berbeda yaitu angka dan gambar
2.      Menentukan betina dan jantan pada 2 sisi koin tersebut, yaitu betina dengan angka dan jantan dengan gambar
3.      Melempar koin itu ke atas, dan setelah jatuh mencatat apakah jantan atau betina dari simbol angka atau gambar sampai 100 kali
4.      Menghitung dengan analisis chi-kuadrat
Ø  Monohibrid
1.      Menyiapkan 2 kancing baju yang berbeda warna, merah menunjukkan sifat lonjong  dengan genotipe M- dan kuning menunjukkan sifat bulat dengan genotipe mm
2.      Kemudian melepaskan kancing baju tersebut sehingga terbagi menjadi 2 dan memisahkan ke 2 gelas sehingga 2 gelas itu berisi merah dan kuning yang sama banyaknya yang di sebut dengan F1
3.      Dari F1 tersebut kemudian, mengambil 1 kancing baju dari gelas yang satu dan 1 kancing baju dari gelas yang satunya, kemudian membaca arti dari hasil tersebut dan mencatat hasil berupa genotipe-nya
4.      Menghitung dengan analisis chi-kuadrat
5.      Membuat bagan persilangan
Ø  Dihibrid
1.      Menyiapkan kancing baju 4 warna yaitu merah untuk sifat lonjong, kuning untuk bulat, hijau untuk halus dan putih untuk keriput
2.      Membagi kancing baju itu masing-masing menjadi 2 bagian dan meletakkan pada gelas plastik sehingga pada masing-masing gelas itu terdapat 4 warna sebagai F1
3.      Mengambil 1 kancing dari tiap-tiap gelas kemudian membaca hasilnya dan mencatat  genotipe-nya, seperti itu terus sampai kancing dalam gelas itu habis
4.      Menganalisis dengan chi-kuadrat
5.      Membuat bagan persilangan untuk mengetahui perbandingan fenotipe-nya
      V.            HASIL PRAKTIKUM
1)      Koin ( untuk menentukan jantan dan betina)
= angka
♂ = garuda

Ø  Tabel Perbandingan

Jantan
Betina
Jumlah
Jumlah individu yang diawasi
47
53
100
Jumlah individu yang diharapkan
50
50
100

Jumlah individu yang diharapkan :
·         Jantan = ½ x 100 =50
·         Betina = ½ x 100 =50
Ø  Derajat Kebebasan = K-1
        = 2-1
        = 1
Ø  Analisis chi-kuadrat
x²= ∑
x²=   
x²=  +            
x²=  +  
x²= 0,18 + 0,18
x²= 0,36
Apabila dibandingkan dengan tabel chi-kuadrat, maka hasil tersebut menunjukkan menerima hipotesis nol dengan taraf kepercayaan 95% karena 0,36 < 3,84. Dan hasil ini sesuai dengan harapan.
2)      Monohibrid
Merah = M- (lonjong)
Kuning = mm (bulat)
Ø  Tabel Perbandingan

M-
Mm
Jumlah
Jumlah individu yang di amati
62
18
80
Jumlah individu yang diharapkan
60
20
80

Individu yang diharapkan =
M- =  ¾ x 80 = 60
mm= ¼ x 80 = 20
Ø  Derajat kebebasan = K-1
       = 2-1
       = 1
Ø  Analisis chi-kuadrat
x²= ∑
x²=   
x²=  +            
x²=  +  
x²= 0,067 + 0,2
x²= 0,267
Apabila dibandingkan dengan tabel chi-kuadrat, maka hasil tersebut menunjukkan menerima hipotesis nol dengan taraf kepercayaan 95% karena 0,267 < 3,84. Dan hasil ini sesuai dengan Hukum Mendel 1




Ø  Diagram Persilangan
P          MM                   X                   mm
            (merah)                                    (kuning)

F1                                Mm                  X         Mm
                                    (merah)                        (merah)

F2                                                        3M- = 3 merah
                                                            Mm = 1 kuning
3)      Dihibrid
Merah = M-
Kuning = mm
Hijau = A-
Putih = aa

Ø  Tabel Perbandingan

M-A-
M-aa
mmA-
Mmaa
Jumlah
Jumlah individu yang di amati
25
7
5
3
40
Jumlah individu yang di harapkan
22,5
7,5
7,5
2,5
40

Jumlah individu yang diharapkan :
M-A-  = 9/16 x 40 = 22,5
M-aa = 3/16 x 40 = 7,5
mmA- = 3/16 x 40 = 7,5
mmaa = 1/16 x 40 = 2,5


Ø  Derajat kebebasan = K – 1
       = 4-1
       = 3
Ø  Diagram Persilangan

P          lonjong halus                           X                      bulat keriput
            MMAA                                                             mmaa


F1                                                        MmAa             X          MmAa


F2        = 3M-                3A- = 9 M-A-
                       
Aa = 3 M-aa

            mm                  3A = 3 mmA-
                       
                                    aa = 1 mmaa

jadi rasio fenotipe nya :
lonjong halus : lonjong keriput : bulat halus : bulat keriput
            9          :           3          :           3          :           1

Ø  Analisis chi-kuadrat
x²= ∑
 Dari perhitungan diatas maka:
X2        =    +  +
           
=  +  +  +
           
=  +  +  +            
= 0,2778+ 0,033 + 0,833 + 0,1
= 1,2438 / 1,24

Jika dibandingkan dengan tabel chi-kuadrat, maka hasil tersebut menunjukan menerima hipotesis nol dengan taraf kepercayaan 95% karena 1,241 < 7,82. Dan hasil tersebut sesuai dengan Hukum Mendel II
    VI.            PEMBAHASAN
Peluang merupakan peristiwa yang diharapkan. Yaitu pebandingan antara peristiwa yang diharapkan itu dengan semua peristiwa yang mungkin terjadi pada suatu objek. (Wildan, 2003 : 117).
Pada percobaan pertama dilakukan dengan menggunakan koin untuk mengetahui peluang munculnya laki-laki atau perempuan pada individu. Percobaan ini dilakukan dengan melempar koin ke atas kemudian setelah jatuh akan muncul angka atau gambar, sebelumnya di tentukan permisalan terlebih dahulu misalnya sisi yang angka untuk betina dan sisi yang gambar untuk jantan. Maka setelah dilempar kemudian muncul angka berarti dicatat sebagai munculnya individu betina begitu seterusnya sampai 100 kali, maka dari percobaan yang dilakukan sisi yang angka muncul 53 kali yang menunjukkan individu betina dan sisi gambar muncul 47 kali yang menunjukkan munculnya individu laki-laki, hasil ini sesuai dengan yang diharapkan karena hasil yang di harapkan dari masing-masing individu adalah 50, dan derajat kebebasanya adalah 1, kemudian setelah di analisis dengan menggunakan chi-kuadrat menunjukkan menerima hipotesis nol dengan taraf kepercayaan 95% karena hasil analisis yaitu 0,36 lebih kecil dari 3,84 sehingga percobaan ini sesuai dengan harapan.
Kemudian pada percobaan kedua menggunakan kancing baju untuk menguji persilangan monohibrid dengan Hukum Mendel 1 yaitu hukum segregasi yang berbunyi “ pada pembentukan gamet, gen yang merupakan pasangan akan disegregasikan ke dalam dua sel anak” (Tjan Kiau Nio, 1991: 32). Untuk mengujinya digunakan kancing baju warna merah dan warna kuning masing-masing 40 tangkup untuk kemudian di buka kancingnya dan di pisahkan pada dua gelas sebagai F1 sehingga pada masing-masing gelas itu terdapat jumlah kancing baju warna merah dan warna kuning sama banyak, lalu praktikan mengambil secara acak dari gelas yang satu dan yang satunya lagi kemudian dipasangkan, barulah kemudian di baca sifat fenotipe yang muncul setelah sebelumnya di tentukan merah untuk sifat lonjong dan kuning untuk sifat bulat, lalu setelah dihitung hasil yang diperoleh untuk sifat lonjong (kancing warna merah) dengan genotipe M- adalah 62 dan sifat bulat (kancing warna kuning) dengan genotipe mm adalah 18 sedangkan individu yang diharapkan untuk yang bergenotipe M- adalah 60 dan untuk yang bergenotipe mm 20, maka dari hasil tersebut maka kemungkinan yang muncul menunjukkan sesuai dengan hukum Mendel 1 sehingga memiliki perbandingan fenotipe 3:1 dan memiliki derajat kebebasan 1 dan setelah di analisis dengan chi-kuadrat menunjukkan menerima hipotesis nol yang berarti tidak menyimpang dari hukum Mendel 1.
Kemudian pada percobaan yang ketiga untuk menguji peluang yang muncul pada persilangan dihibrid juga digunakan kancing baju dengan 4 warna yang berbeda yang menunjukkan adanya dua sifat beda. Pada praktikum ini digunakan warna merah untuk sifat lonjong, kuning untuk bulat, hijau untuk halus dan putih untuk keriput. Langkah pertama menyediakan 20 tangkup masing-masing kancing baju kemudian di lepas dan disediakan 4 gelas plastik lalu warna merah dan kuning di campur sehingga masing-masing dari dua gelas mendapat jumlah kancing baju yang sama (merah dan kuning) dan pada gelas yang dua diberi kancing baju warna hijau dan putih dengan jumlah yang sama kemudian mengambil secara acak dari masing-masing gelas dan di baca sesuai permisalan sebelumnya, sehingga hasilnya adalah 25 untuk yang bergenotipe M-A-, 7 untuk yang bergenotipe M-aa, 5 untuk yang bergenotipe mmA- dan 3 untuk yang bergenotipe mmaa sehingga diperoleh perbandingan fenotipe 9:3:3:1 sesuai dengan hasil persilangan dihibrid dan setelah di analisis dengan chi-kuadrat hasilnya menerima hipotesis nol yang berarti tidak menyimpang dari Hukum Mendel II.
Maka dari berbagai hasil percobaan tersebut menunjukkan peluang yang muncul semuanya sesuai dengan harapan.




  VII.            KESIMPULAN
·        Peluang merupakan peristiwa yang diharapkan. Yaitu pebandingan antara  peristiwa yang diharapkan itu dengan semua peristiwa yang mungkin terjadi pada suatu objek.
·         Percobaan dengan melempar koin untuk mengetahui kemungkinan dari munculnya jenis laki-laki atau perempuan pada suatu individu memperoleh hasil 50% untuk masing-masing, sehingga sesuai dengan yang diharapkan.
·         Percobaan dengan kancing baju (2 warna) menunjukkan perbandingan fenotipe 3:1 dan setelah di analisis dengan chi-kuadrat hasilnya menerima hipotesis nol yang berarti sesuai dengan Hukum Mendel I
·         Percobaan dengan kancing baju (4 warna) menunjukkan adanya perbandingan fenotipe 9:3:3:1 dan setelah di analisis dengan chi-kuadrat hasilnya adalah 0,36 karena lebih kecil dari tabel chi-kuadrat 7,82 menunjukkan percobaan ini sesuai dengan Hukum Mendel II

VIII.            DAFTAR PUSTAKA
-          Kiauw Nio, Tjan. 1991. Genetika Dasar. Bandung : Insitut Teknologi Bandung
-          Sisunandar. 2011. Penuntun Praktikum Genetika. Purwokerto : Universitas Muhammadiyah Purwokerto
-          Suryo. 1990. Genetika Manusia. Yogyakarta : Gajah Mada University Press
-          Yatim Wildan. 2003. Genetika. Bandung : Tarsito

No comments:

Post a Comment

Designed By